Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran strategis. Peran ini sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Profesi yang memegang peran penting di rumah sakit adalah Perawat. Sebabnya, perawat merupakan sosok yang menyelenggarakan perawatan kesehatan di rumah sakit, disamping dokter dan tenaga kesehatan yang lain. Standar tentang evaluasi dan persetujuan mutu, pelayanan keperawatan menjamin keberadaan asuhan keperawatan berkualitas tinggi. Pelayanan keperawatan yang terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Nurcahyani, Widodo, Rosdiana, 2016).
Pekerjaan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan diselesaikan merupakan pekerjaan dengan tingkat stres tinggi. Banyak peneliti memberikan resolusi berbeda terhadap stres kerja itu sendiri. Notoatmojo (2003) menentukan stres kerja sebagai stres terjadi pada semua pekerja, baik tingkat kepemimpinan juga pelaksana. Kondisi kerja yang Lingkungannya tidak berpotensi menimbulkan stres bagi pekerjanya. Stres di Lingkungan kerja tidak bisa di hindarkan. Yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengatasi, mengatasi atau mengatasi stres tersebut, sehingga tidak perlu menyelesaikan pekerjaan.
Rivai (2008) membahas stres kerja sebagai suatu keharusan yang menciptakan keseimbangan fisik dan psikis. Kondisi ini mempengaruhi transisi, proses berfikir dan kondisi seorang karyawan. Stres yang terlalu besar dapat membantu seseorang dalam mengatasi Lingkungan. Sebagai tanggapan pada diri sendiri, para karyawan mengembangkan berbagai macam stres yang dapat diselesaikan dengan komitmen kerja mereka. Mangkunegara (2008), mengemukakan stres kerja yang ditimbulkan atau merasa tertekan yang dialami pegawai.
Dari resolusi diatas disimpulkan stres kerja adalah bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap perubahan di lingkunganya atau tekanan dan respon pekerjaan yang diterima dan diselesaikan mengenai perasaan terancam dan terintimidasi.
Robbin (dalam Kristophorus, 2015) menjelaskan penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu:
1) Faktor Lingkungan.
Faktor Lingkungan penyebab stres kerja antara lain;
- Perubahan pada bisnis yang menciptakan perubahan ekonomi. Jika anggaran itu semakin menurun, orang semakin mencemaskan kesejahteraan mereka.
- Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan yang tidak puas dengan situasi mereka. Kejadian semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penyelesaian jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk kerja.
- Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang meningkat, maka perusahaan pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru yang membuat perusahaan perlu bantuan dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
2) Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan.
Beberapa faktor penyebab stres, yaitu:
- Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tekanan atau tekanan untuk menunaikan tugasnya dengan baik dan benar.
- Tuntutan peran terkait yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran yang dimainkan dalam organisasi itu.
- Konflik peran buat harapan-harapan yang sulit dirujukkan atau dipuaskan. Karyawan diharapkan untuk melakukan lebih dari yang seharusnya dari waktu. Ambiguitas peran tercipta jika harapan tidak dilakukan dengan jelas dan karyawan tidak pasti tentang apa yang harus dikerjakan.
- Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain.
- Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khusus di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
- Struktur Organisasi menentukan tingkat perbedaan dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan dan keputusan mana yang diambil. Aturan yang berlebihan dan berlebihan yang diambil dari karyawan merupakan sumber stres.
3) Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi perusahaan.
- Faktor perdebatan keluarga, Survei nasional tentang hubungan orang pribadi dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh masalah hubungan yang menimbulkan stres bagi karyawan dan terbawa ketempat kerja.
- Masalah Ekonomi, Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola Sumber Daya Keuangan mereka merupakan satu contoh masalah pribadi yang dapat membuat stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.
- Karakteristik kepribadian bawaan, Faktor individu yang penting mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Yang dimaksud dengan stres yang disampaikan pada pekerjaan itu adalah yang diungkapkan oleh orang tersebut.
Karena dalam kerja perawat terkait langsung dengan berbagai macam pasien, dengan diagnosa penyakit dalam respons berbeda-beda, dapat membedakan tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk dipikul. Di satu sisi perawat bertanggung jawab terhadap tugas fisik, administrasi dari lembaga tempat ia bekerja. Disamping itu perawat sering menentang, gugatan dan pergantian pertahanan diri pasien yang muncul pada pasien akibat sakitnya. Terminal, dan sering diselesaikan terminal pasien. Akan tetapi di sisi lain ia juga dituntut agar selalu tampil sebagai profil perawat yang baik oleh pasiennya (Danang, 2009). Berbagai perdebatan dan pemulihan pekerjaan yang dapat menjadi sumber potensi terjadinya stres (Golizeck, 2005).
Danang (2012) menyatakan stres yang dialami perusahaan yang dihadapinya akan meningkatkan kinerja dan kepuasan persaingan. Jika tidak ada karyawan yang diharapkan, tingkat absensi dan ketidakhadiran karyawan tinggi, dapat dipastikan tentang masalah yang diajukan oleh karyawan dan akan meningkat pada penurunan kinerja perusahaan. Kinerja yang menurun disebabkan oleh stres yang dialami karyawan (Mangkunegara, 2013).
REFERENSI:
- Danang, P . 2009. Hubungan Kerja Dengan Adaptasi Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pandan Arang . Diakses pada tanggal 07 Oktober 2016 dari http://etd.eprints.ums.ac.id .
- Golizeck, A . 2005. 60 Manajemen Stres Kedua . Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
- Kristophorus Agung . 2015. Pengaruh Kerja, Kejenuhan dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Sumber Rejeki Mojokerto . Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Majapahit.
- Mangkunegara, Anwar Prabu . 2013. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua . Bandung: PT Refika Aditama.
- Notoatmodjo, Soekidjo . 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.
- Nurcahyani, Enny., Dyah Widodo, Yanti Rosdiana . 2016. Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat . Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Tribhuana Tunggadewi.
- Rivai, Veitzal . 2008. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Edisi 2 . Jakarta: Rajawali Pers.
- Robbbins . 2003. Perilaku Organisasi . Jakarta: Salemba Empat.
- Robbins, S. P . 2007. Perilaku Organisasi Buku 1 . Jakarta: Salemba Empat.
Download artikel ini :
Discussion about this post