Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sangat penting untuk diketahui, terutama dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini karena kemampuan tersebut menunjukkan apakah sebuah badan usaha punya prospek baik kedepannya. Penting bagi tiap badan usaha untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan dalam memperoleh laba. Semakin tinggi kemampuannya dalam memperoleh laba, maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
Untuk itu, perlu diadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial yang dibuat oleh perusahaan bersangkutan. dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio. Sebagai salah satu analisis untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan.
Laporan keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan (Kown, 2004).
Analisa laporan keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan angka–angka dalam laporan keuangan dan trend angka –angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa yang akan datang. Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri.
Macam Rasio Rentabilitas
Salah satu bentuk laporan rasio keuangan adalah ratio rentabilitas. Atau disebut juga sebagai ratio profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Helmi (2009) menjelaskan yang termasuk dalam ratio ini adalah :
- Gross Pofit Margin (margin laba kotor)
Dwi Prastowo, Rifka Juliaty (2002) Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, angka rasio gross profit margin yang rendah menandakan perusahaan tersebut rawan terhadap perubahan harga, baik harga jual maupun harga pokok. Ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan, ini akan sangat berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Data gross profit margin dari beberapa periode dapat memberikan informasi tentang kecenderungan gross profit margin yang diperoleh. Bila dibandingkan dengan standar rasio akan diketahui apakah margin laba yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya.
- Net Profit Margin (margin laba bersih)
Harahap (2007) menyebutkan bahwa rasio ini menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap merupakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Kasmir (2009) menyebutkan bahwa net profit margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
Jika profit margin suatu perusahaan lebih rendah dari rata-rata industrinya, hal itu dapat disebabkan oleh harga jual perusahaan yang lebih rendah dari pesaing, atau harga pokok penjualan lebih tinggi daripada harga pokok penjualan perusahaan pesaing.
- Earning power of total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto (Syafrizal, 2009).
- Return On Equity(pengembalian ekuitas)
Kasmir (2009) hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Sugiono (2009) mengemukakan bahwa rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani.
Kemampuan profitability / rentabilitas perusahaan yaitu kemampuan memperoleh laba dan potensi untuk memperoleh penghasilan pada masa yang akan datang, yang dapat diukur dengan (a) tingkat pengembalian harta (return on assets/ROA) laba bersih dibagi total harta; ROA merupakan rasio pokok untuk mengukur tingkat keuntungan yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan harta dari suatu lembaga keuangan; (b) tingkat pengembalian modal (Return On Equity/ROE); laba bersih dibagi total modal, yang menunjukkan tingkat kualitas modal yang diinvestasikan (Kamus Bisnis Bank, 2014).
Selanjutnya Hertania (2012) menjelaskan tujuan rasio rentabilitas untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Tujuan lainnya untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Notanubun (2014) menjelaskan bahwa Rentabilitas/profitabilitas merupakan rasio yang dipergunakan mengukur sejauh mana usaha yang dilakukan perusahaan tersebut mampu menciptakan hasil kembali dari sejumlah modal dalam jangka waktu tertentu. Helmi (2009) juga menguraikan bahwa rasio ini disebut juga ratio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Dengan cara perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Pentingnya Analisis Rasio Rentabilitas Untuk Mengukur Kemampuan Perusahaan Dalam Memperoleh Laba
Hertania (2012) menjelaskan faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitasantara lain :
- Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas modal sendiri. Dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhubungan dengan rentabilitas modal sendiri. Menurut Riyanto (1997) rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Maka, jelas rentabilitas ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik modal.
- Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba bersih, yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal pinjaman dan pajak perseroan. Semakin tinggi tingkat bunga modal pinjaman yang harus dibayar, berarti akan memeperkecil laba yangmenjadi bagian pemilik modal sendiri.
- Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya, termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya. Semakin tinggitingkat pajak yang ditentukan pemerintah, maka akan memperkecil labayang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan rentabilitas modal sendiri terpengaruh.
Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Rumus:
Rendahnya rentabilitas tergantung pada :
- Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
Rumus :
- Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
Literatur :
- Dwi Prastowo, Rifka Juliaty (2002). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : AMP YKPN.
- Helmi. Jeny Romlah. 2009. Analisis Likuiditas dan Rentabilitas Ekonomi pada PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Persero Cabang Banjarbaru. Skripsi.
- Hertania Setiyani. (2012). Rentabilitas Dan Solvabitas. http://www.niasyahlalitha. wordpress.com. Diakses tanggal 14 Agustus 2014.
- Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
- Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.
- Kown dan Warsono. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1. Bayu Media Publishing. Malang
- Pratama Raharja. dan Djahidin, 2004, Analisa Laporan Keuangan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
- Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta
- Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Grasindo. Jakarta.
Discussion about this post