Kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang yang terlalu besar dapat mengancam kemampuannya menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Gejala-gejala ini menyangkut baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Karyawan yang mengalami stres biasanya menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak kooperatif.
Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stres tergantung pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan dengan mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Bagaimanapun juga, ada sejumlah kondisi yang menyebabkan stres bagi para karyawan.
Stres dapat sangat membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah (dysfunctional) atau merusak kinerja karyawan. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kinerja, tergantung seberapa tingkat stres.
Dalam suatu organisasi, interaksi antara individu dengan lingkungan kerja sangatlah penting. Interaksi ini sangat dibutuhkan agar terbentuk koordinasi dan kerjasama yang baik dalam lingkungan kerja. Tujuan utamanya adalah memudahkan pencapaian tujuan dalam organisasi, sehingga tingkat stres dapat di tekan. Karyawan yang mengalami stres dapat mengganggu kemampuannya menunaikan tanggungjawab kerjanya. Agar tercapai tujuan perusahaan maka pemimpin perusahaan harus memperhatikan karyawannya sehingga terbentuk komitmen perusahaan untuk mengurangi stress kerja, seperti mengurangi beban kerja.
Definisi Stress
Stres sebagai keadaan yang dapat dialami setiap orang. Dalam hubungannya dengan pekerjaan bisa tinggi atau rendah dan dapat berpengaruh pada berbagai macam faktor. Salah satunya berpengaruh pada kinerja karyawan.
Stres banyak diartikan dengan bahasa yang berbeda oleh para ahli, tetapi inti dan pengertiannya tetap sama. Sondang (2003) mengemukakan stress kerja dikonseualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stress sebagai stimulus, stress sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stress sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap streser. Pendekatan ini memandang stress sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu.
Pendekatan stimulus respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stress dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan.
Stres sebagai suatu tanggapan penyesuaian yang dilatarbelakangi oleh perbedaan individu atau proses psikologi yang merupakan konsekuensi setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis / fisik yang berlebihan kepada seseorang. Wiky (2008) mendefinisikan stress kerja sebagai keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata maupun dirasakan. Ster kerja muncul dalam tindakan-tindakan penyesuaian dan yang sebagian diwujudkan oleh respon yang nonspesifik. Jadi, definisi ini hendak mengintegrasikan unsur-unsur psikologis dan fisiologis dari stres.
Robins (2002) mnendefinisikan stress sebagai kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (constrain), atau tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
Jadi dapat disimpulkan bahwa stress merupakan respon seseorang terhadap sesuatu hal yang ia hadapi. Respon tersebut baik dalam hal interaksi dengan orang lain maupun terhadap pekerjaan, lingkungan, dan kejadian yang menuntut perhatian, juga respon yang membawa dampak positif atau negatif terhadap seseorang.
Sumber-Sumber Potensial Stress Kerja
Robbins (2002), menjelaskan bahwa sumber potensial adanya Stres kerja yaitu factor lingkungan, factor organisasi, dan factor individual. Berikut merupakan stressor (sumber potensial stress) :
Faktor lingkungan, menjelaskan ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari struktur organisasi, ketidakpastian itu mempengaruhi tingkat stress dikalangan para karyawan dalam organisasi tersebut. Factor ini meliputi : ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik, ketidakpastian teknologi.
Faktor organisasional, menjelaskan banyak sekali factor didalam organisasi yang dapat menimbulkan stress. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, sehingga dikategorikan faktor-faktor ini disekitar tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur orgnisasi, kepemimpinan organisasi dan tingkat hidup organisasi.
Faktor individual, menjelaskan factor individual disini bias mencakup factor-faktor dalam kehidupan pribadi karyawan, terutama sekali factor-faktor ini adalah masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan kepribadian individu itu sendiri.
Hubungan Stress dengan Kinerja
Stres kerja dalam tingkat sedang dapat meningkatkan kinerja karyawan, tetapi stres tingkat tinggi dan rendah dapat menurunkan kinerja karyawan. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Stress kerja akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas karyawan, yang berarti mengganggu pelaksanaan tugas para karyawan, yang juga berarti mengganggu prestasi kerja (Martoyo, 2000).
Setiap perusahaan ingin karyawannya memiliki produktivitas tinggi. Ini merupakan keinginan ideal perusahaan, yang berorientasi pada keuntungan. Bagaimana mungkin perusahaan memperoleh keuntungan apabila didalamnya diisi oleh orang-orang yang tidak produktif.
Seorang karyawan mempunyai toleransi yang berbeda terhadap berbagai situasi stres. Banyak yang mudah sedih hanya karena peristiwa ringan. Di lain pihak, banyak orang lain yang dingin dan tenang, terutama karena mereka mempunyai kepercayaan diri atas kemampuannya untuk menghadapi stres.
Oi – ling Siu melakukan studi yang meneliti efek langsung pengaruh stress kerja terhadap kinerja di China pada hubungan tekanan-kinerja. Hasilnya secara konsisten menunjukkan bahwa sumber-sumber tekanan dan kinerja penilaian-sendiri adalah berkaitan secara positif terhadap kinerja.
Referensi :
- Robbins, Stephen. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta : salemba Empat
- Siagan P Sondang. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi aksara Jakarta.
- Susilo Wiky (2008) Analisa Peningkatan Manajemen Sdm\Definisi, Pengertian, Tugas & Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia _ SDM – Ilmu Ekonomi Manajemen – Organisasi.Org.htm
Download artikel ini :
Discussion about this post